Kamis, 25 Juni 2009

ANALISIS KANDUNGAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN BERKAITAN ADANYA INFLASI: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA

logo-unila-keren-kecil

http://digilib.unila.ac.id/go.php?id=laptunilapp-gdl-s2-2006-suwandi-431



Oleh: Suwandi
S2 - Magister Management
Dibuat: 2006-11-16 , dengan 1 file(s).

Keywords: LAPORAN KEUANGAN

ABSTRAK :
Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi pengguna laporan
keuangan dalam rangka menilai kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Informasi laporan keuangan dianggap memiliki nilai kualitas informasi jika memenuhi
dua unsur yaitu dapat diandalkan (reliable) dan relevance bagi pengguna laporan
keuangan. Keandalan dan relevansi informasi merupakan suatu hal yang saling
bertentangan (kontradiktif). Semakin tinggi tingkat keandalan suatu informasi, maka
akan semakin rendah tingkat relevansinya, sebaliknya semakin rendah tingkat
keandalan informasi akan semakin tinggi tingkat relevansinya. Oleh karena itu, untuk
memenuhi kebutuhan informasi pengguna laporan keuangan, diperlukan trade-off
atas dua unsur kualitas informasi tersebut.
Laporan keuangan (financial statetment) yang selama ini kita kenal adalah laporan
yang Iebih mengedepankan unsur keandalan (reliabilitas) dari pada relevansinya.
Oleh karena itu, salah satu prinsip penyusunan laporan keuangan digunakan adalah
biaya historis (historical cost accounting). Artinya, laporan keuangan disusun
berdasarkan harga perolehannya (historical cost). Konsep ini mengabaikan adanya
inflasi yang nyata-nyata terjadi pada setiap negara. Inflasi akan mempengaruhi nilai
dari setiap angka yang tersaji dalam laporan keuangan yang membuat informasi
yang terkandung dalam laporan keuangan menjadi terdistorsi. Selama 1996 hingga
2003, secara kumulatif inflasi di Indonesia mencapai 134,15% dengan rata-rata
16,77% setiap tahun.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kandungan informasi laporan
keuangan terpengaruh secara signifikan dengan adanya inflasi. Sampel yang
digunakan adalah laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta tahun 2002. Pengumpulan data dilakukan melalui sampel survei (sample
survey method) pada tiga sektor industri yang ditentukan melalui metode purposive
(purposive sampling method). Variabel penelitian yang akan diteliti adalah earning
before tax (EBT) , total asset (TA), return on investment (ROI) dan earning pershare
(EPS). Untuk melakukan penelitian, terlebih dahulu laporan keuangan biaya historis
dikonversi dahulu dengan tingkat inflasi untuk menghasilkan laporan yang
disesuaikan dengan tingkat harga umum (general price level adjusted accounting).
Selanjutnya, dari laporan yang disesuaikan dengan tingkat harga umum diperoleh
empat variabel yaitu EBT, TA, ROI dan EPS yang akan diteliti tingkat signifikansi
perbedaannya. Dengan menerapkan metode analisis data One Way ANOVA dengan
a = 5%, diketahui bahwa empat variabel tersebut tidak dipengaruhi secara signifikan
dengan adanya inflasi setidak-tidaknya pada tingkat inflasi 5% s.d 10% yang terjadi
pada tahun 2002 dan 2003. Oleh karena itu, informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan masih dapat diandalkan (reliable) sebagai dasar pengambilan
keputusan ekonomi bagi pengguna laporan keuangan.
1

Translation:
ABSTRACT :
Financial Statement contains important information for stakeholders to measure
financial performance of company as a whole. Information from financial statement is
assumed qualified if it meet two criteria; reliable and relevance. Reliability and
relevance of information are contradiction. Information is more reliable it will be less
relevance. Nevertheless, if information is less reliable, so it will be more relevance.
Thus, to meet the information needed by user, the information have to be trade-off
within reliable and relevance.
Financial statement, as we know it now, is more to priority of reliable but relevance.
Thus, one of the accounting principles is historical cost concept. According to this
concept, asset is valued based on it cost required. So, this concept is not
accommodating price changes (the inflation) that are happened at every country. The
inflation will impact all number that is presented in financial statement. Because of it,
the information that is disclosed by financial statement will be distorted. During 1996
until 2003, accumulative inflation in Indonesia is recorded as 134,15% with the
average inflation is 16,77% per year.
This objective research is to know whether the information content of financial
statement is influenced significantly by the inflation. Sample that is used the financial
statements of public company that are registered at Jakarta Stock Exchange. Data
collecting are done through sample survey method at three sectors of industry that
are determined by purposive sampling method. Variables research that are will be
seen are earning before tax (EBT), total asset (TA), return on investment (ROI) and
earning per share (EPS). To conduct this research, at first, the financial statement
that was arranged based on historical cost concept converted by the inflation number
to get general price level adjusted accounting. Then, from those, variables research
i.e. EBT, TA, ROI and EPS were calculated. Based on implementation of One Way
ANOVA at a=5% to data analyze give us conclusion that all variables were not
influenced significantly by the inflation at least at level 5% until 10%. So, based on
this research, the information obtained from financial statement can be used by
stakeholders as base to make economic decision.

Hubungi kami:
DL Name: Lampung University Library
PublisherID: LAPTUNILAPP
Organization: Lampung University
Contact: Perpustakaan Universitas Lampung
Address: Jl.Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1
City: Bandar Lampung
Region: Lampung
Country: Indonesia
Phone: 62-721-706352
Fax: 62-721-706351
Admin Email: dedi[at]unila.ac.id
CKO Email: library[at]unila.ac.id